BerHaHaNi (Berat Hati Hari Ini)


Setiap hari pasti gua, lu, kalian, semuanya bertumbuh entah menjadi lebih baik, ataupun lebih buruk. Yaa post kali ini mungkin cuma buat media curhat gua aja sih ya hahaha. Tapi karena ini blog yang bisa diliat banyak orang, jadi gua usahain setidaknya kalian ada manfaatnya baca tulisan nggak jelas ini wkwkwk.

Perubahan

Perubahan ya? Yang gua rasain selama ini, gua udah berubah banyak banget, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 

Dari segi kualitasnya, secara umum gua setidaknya berubah menjadi lebih baik menurut orang yang bisa melihatnya dan sebenarnya meminta perubahan tersebut. Don't get me wrong, gua nggak merasa keberatan untuk berubah demi seseorang asalkan perubahan tersebut juga baik buat gua. 

Dari segi kuantitasnya, gua udah berubah berkali-kali. Ya mungkin kalian berpikirnya 'lah Rel, orang mah emang akan bersikap sesuai dengan orang yang sedang dia hadapi'. Beda bray, beda. Dalam kasus ini, bisa terlihat cukup mengkhawatirkan, eng bukan mengkhawatirkan sih... Tapi lebih ke.. membingungkan kali ya? 

Pada dasarnya, Farrel ini adalah orang yang sangat adaptif terhadap lingkungan di sekitarnya, khususnya lingkungan sosial. Kenapa? Karena Farrel ini dulu sebenernya adalah orang yang kuper, sampai masuk kuliah. Pas kuliah baru bener-bener ngerasa punya yang namanya ratusan temen, dan sangat mau mempertahankan itu. Maka dari itu gua jadi menjadi orang yang sangat adaptif, terutama sama orang yang gua sayang, karena tadi itu, gua sangat takut kehilangan teman.

Pathetic? Terserah, this is my way of life. 

Wkwkwk jadi berat banget bahasannya ya? Dikit lagii yaa, abis ini becanda lagi

Kok Perubahan bisa menimbulkan Berat Hati

Gini frens, ges, kawan. Ada beberapa case, dan mungkin gua akan analogikan menjadi sesuatu yang lebih mudah dipahami. 

1. Bayangin lu adalah seorang chef yang bener-bener passionate sama kerjaanlu. Lu akan lakukan apapun supaya masakanlu disukai sama pelanggan. Nah, si pelangganlu ini pesen makanan, bahan dasarnya complicated parah, langka, dan lu bahkan sebenernya belum pernah masak makanan itu. Tapi, karena lu nggak mau ngecewain pelangganlu, dan lu emang sebegitu cintanya sama pekerjaanlu, lu berusaha keras. Nyari bahan masakan sampe keliling kota, bahkan keluar kota lah mungkin, lu nyoba masak, trial and error puluhan bahkan ratusan kali, tanganlu ketumpahan air panas lah apa lah. 

Akhirnya masakannya jadi, lu merasa itu udah bener-bener semaksimal lu usaha. Lu udah ngerahin semua kemampuanlu, ngeluangin waktulu demi menyempurnakan masakan itu. Dan akhirnya si pelanggan itu bilang 'Ohh enak', ekspresi seadanya, ngomongnya sambil main handphone. 

Gimana rasanya?

2. Lu adalah seorang pencipta musik, lu punya idealisme sendiri, lu punya tempo sendiri yang sebenernya nggak pernah jadi masalah saat lu membuat lagu. Lalu datanglah pendengar setialu. Dia bilang 'Eh kayaknya temponya dinaikin dikit deh', oke temponya lu naikin. 'Melodinya dibikin yang lebih smooth dong' Oke lu rubah style lu. 'Liriknya dibikin yang lebih ngena dong' Oke lu cari tuh diksi yang menyentuh. Dan setelah lagulu jadi, si pendengar setialu ini malah bilang

'Kok jadi nggak khas lu ya'
'Kok nggak lu banget sih lagunya'
'Kok nggak kayak biasanya sih lagunya'

Dan akhirnya si pendengar ini malah pengennya denger musisi lain

Gimana rasanya?



Bagaimana Tanggapan Gua, dan Apa Yang Gua Lakukan

Awalnya ya berat, idealisme gua terganggu. Ya dasarnya setiap manusia itu menginginkan apresiasi atas apa yang dia lakukan, ya ga ya ga? iya dong. Gua bisa bener bener sedih karena itu. Tapi ya nggak bisa selamanya gitu kan? Lu nggak mau kan hal eksternal menghancurkan harilu begitu saja (anjay gurinjay anjing naik bajayyyy)

Yang gua lakuin pertama-tama, ya berpikir kalau semua pasti ada hikmahnya (ya iyalah pasti semua orang juga gini kali). Tapi serius, ini meringankan banget. Kalo secara detail, Allah nggak mungkin nguji hambaNya sebegitu berat kalau bukan lagi disiapin buat sesuatu yang besar. Gua berpikir mungkin suatu saat gua harus berhadapan dengan hal seperti ini, jadi ya gua telen aja. 

Ditambah lagi, semua perubahan yang udah gua lakuin itu nggak mungkin bakal ilang begitu aja dari diri gua. Sederhananya, gua jadi memperbanyak aja perbendaharaan problem solving. Jadi secara nggak langsung ya gua lebih siap menghadapi masalah di kemudian hari. Setidaknya gua udah punya bahan-bahan bakunya, dan tinggal gua kombinasiin berdasarkan permasalah yang datang nanti.

Yaa begitulah
TAPI, ini menurut gua aja ya. Gua nggak memaksakan kalian untuk 100 persen menganggap apa yang gua tulis ini benar. Gua mau banget denger pendapat kalian hehe


Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Journey to Altruism (Part 1 - Sincerity)

Introduction!